Pages

Thursday, September 22, 2011

tanyalah diri

bismillah..

pagi pagi semalam,melayan tv9..rancangan tanyalah Ustaz..membawa persoalan 'anak yang degil'..
semasa pertanyaan dibuka kepada sidang audiens,bangun seorang ibu,,begini katanya,

"...ustaz,mengapakah anak yang belajar di sekolah agama juga mempunyai sifat degil?"

gulp..terasa deyh..
dan Mama capai remote control lantas menambah volume..

dengan lembut sabarnya,ustaz itu menampil bicara,

"terima kasih kepada puan yang bertanya..rata-rata kebanyakannya soalan ini timbul dalam masyarakat kita.. yang saya dapat kenal pasti,ini berpunca daripada beberapa faktor..

pertama,ilmu agama dipelajari tidak berkat.
anak-anak ini belajar,tapi hanya untuk mendapat kepuasan akademik semata.belajar saja,tanpa penghayatan dalam kehidupan..jadi,tidak diamalkan. di sini kita lihat.ilmu dan amal dua benda nyata berbeza. teringat kepada cerita sufi dahulu..


Ada seorang guru yang mencintai salah seorang muridnya melebihi murid yang lain. Sikap sang guru membuat mereka cemburu. Pada suatu hari. Ia berniat untuk menjelaskan kepada mereka mengapa ia lebih mencintai muridnya itu daripada yang lain. Ia kumpulkan semua murid dan memberi mereka seeokor ayam seraya berkata “ sembelihlah ayam itu di sebuah tempat yang tak terlihat oleh siapa pun.”
Semua murid menjelaskan perintahnya dan kembali dengan ayam yang tak bernyawa, kecuali murid yang paling ia cintai. Ia kembali dengan ayam hidup di tangannya. Ketika melihat semua temannya telah menyembelih ayamnya masing-masing ia merasa heran dan bertanya kepada mereka “ apa yang kalian lakukan ? “
“ Kami melaksanakan perintah guru” jawab mereka. Mengapa ayam itu tidak engkau sembelih, seperti yang telah dilakukan oleh teman-temanmu?” Tanya sang guru.
"Aku tidak menemukan tempat yang guru maksud sebab, di mana pun aku berada, Allah Maha Melihatku," jawabnya.
 "Ketahuilah temanmu ini tidak pernah berpaling kepada selain  Allah ‘Azza wa jalla. Karena inilah aku lebih mencintainya “ ujar sang Guru kepada murid-muridnya.
Imam Ghazali Bercerita, Kisah-kisah Dalam IHYA ‘ULUMIDDIN

kedua,menggunakan agama sebagai hujah.
contoh.apabila anak ini diberi nasihat..dia akan menyangkal dengan berhujah..kononnnya dia lebih pandai dan tahu berbanding orang yang menasihat.jadi dia mudah merasa sombong,bongkak,riyak dan sebagainya.

ketiga,persekitaran tidak menyokong.
asalnya,pegangan agama anak cukup kuat..berasal dari sekolah pondok,madrasah madrasah misalannya. tetapi apabila tamat pengajian,pulang ke rumah atau menyambung pelajaran ke tempat lain. dia 'culture shock'.apa tidak,melihat maksiat sana sini..terpengaruh dengan ajakan kawan-kawan..mungkin saja goyah iman anak itu..lebih parah lagi,ada yang menjadi sampah sosial..na'uzubillah.."

****

tanya diri.kenali punca.selesai masalah.amal ilmu.pimpin hati.



usah kau cemari segar dedaun hijau
selagi mentari malu menyepi
sedang bunga kian berseri lagi


...

2 comments:

  1. faktor2 tu mmg betol..but macam biasa zik punya puisi hanya yg berjiwa seni je mudah paham hik hik..nice zik ;)

    ReplyDelete
  2. terpulang pd yg baca nk faham mcm mana...klu ikut yg menulis,pjg berjela maksudny..simply said, hiduplah selagi bernyawa... :p

    ReplyDelete